Bloggers Community

BAHASA INTERNET

Blog Widget by LinkWithin


Ragam Bahasa Media Internet dan “Euforia” Berekspresi

Kemajuan teknologi di bidang informasi dan komunikasi, agaknya telah memberikan pengaruh besar terhadap pola dan gaya interaksi umat manusia. Jarak dan luas wilayah komunikasi telah menembus batas dimensi ruang dan waktu. Manusia masa kini tak cukup hanya berkomunikasi secara sosial di dunia nyata, tetapi juga telah jauh merambah berinteraksi secara maya melalui media internet. Tak berlebihan kalau jumlah pengguna internet belakangan ini meningkat tajam. Menurut Direktur Marketing First Media, Dicky Moechtar, pengguna internet –berdasarkan www.internetworldstats.com– tumbuh lebih 1.000 persen dalam 10 tahun terakhir. Pada tahun 2008 saja, total pengguna internet mencapai 25 juta. Jumlah itu dipastikan terus bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah jejaring sosialyang memberikan kemudahan dan memanjakan penggunanya dalam berinteraksi secara maya sebagai media ekspresi untuk beraktualisasi diri.
mesin pencarimesin pencarimesin pencariMeningkatnya jumlah penggunainternet, disadari atau tidak, juga berimbas terhadap meningkatnya pengguna layanan web atau blog. Para pengguna internet tak hanya puas sebagai pengguna pasif, tetapi juga telah meningkat intensitasnya sebagai pengguna aktif dengan menciptakan rumah maya, baik dalam genre web atau blog, sebagai bagian dari “kebutuhan hidup” ketika sekat-sekat geografis tak lagi mengenal jarak. Web atau blog telah berubah fungsi sebagai “hunian maya” yang dengan mudah ditemukan alamatnya melalui mesin pencari.
Meningkatnya jumlah pengelola web atau blog jelas akan berimplikasi terhadap penggunaan ragam bahasa dimedia internet sebagai sarana untuk berekspresi. Bahasa tak semata-mata dimanfaatkan sebatas untuk menyampaikaninformasi, tetapi juga digunakan sebagai media untuk memberikan hiburan dan memengaruhi publik. Melalui web atau blog, seorang pemegang akun web atau blogbisa memanfaatkan bahasauntuk berbagai macam kepentingan sesuai dengan “mazab” yang dianutnya. Dengan kata lain, bahasatelah menciptakan sebuah conditio sine qua non di jagad maya ketika “kebutuhan” akan aktualisasi diri menjadi bagian esensial dalam dinamikakehidupan manusia masa kini.
Persoalannya sekarang, mampukah web atau blog yang secara kuantitas menunjukkan perkembangan yang cepat dan dinamis memberikan pengaruh positif terhadap penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar? Mampukah web atau blog memerankan dan memosisikan dirinya sebagai media virtual yang mampu berkiprah secara intens dalam mewujudkan bahasa Indonesia yang lebih terhormat dan bermartabat?
Ragam Bahasa Web atau Blog
Bahasa pada hakikatnya merupakan kombinasi berbagai macam simbol yang diatur secara sistematis sehingga dapat dipergunakan sebagai alat komunikasisecara arbitrer (mana suka). Simbol-simbol yang tertata secara sistematis akan melahirkan kata sebagai bagian esensial dari sebuah bahasa yang digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu hingga akhirnya melahirkan sebuah wacana, baik lisan maupun tulisan. Karena berupa lambang atau simbol, dengan sendirinyabahasa membutuhkan kesepakatan, sehingga antara komunikator dan komunikan bisa saling memahami maksud yang tersirat di balik simbol-simbol bahasa yang digunakan. Ini artinya, seorang pengguna bahasa –secara sosial– tak bisa bersikap ala Tarzan dengan menciptakan sistem dan pola kebahasaan sendiri tanpa memperhatikan konteks kultur dan latar sosialnya.
Ragam bahasa media internet, khususnya dalam web atau blog, pun tak bisa melepaskan diri dari konteks kultur dan latar sosial keindonesiaan ketika kesepakatan untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai ranahkomunikasi telah muncul lebih dari delapan dasa warsa yang silam. Dalam konteks demikian, penggunaan bahasa web atau blog perlu memperhatikan kodebahasa, kode sosial, dan kode budaya sesuai dengan kepentingan ekspresipengelolanya sehingga pesan-pesan yang disampaikan kepada publik bisa berlangsung efektif dan tepat sasaran.
Secara umum, ada dua kecenderungan penggunaan web atau blog di mediainternet. Pertama, web atau blog yang digunakan untuk kepentingan ekspresipribadi (personal). Kedua, web atau blog yang digunakan untuk kepentinganekspresi institusi (organisasi).
Dari ranah penggunaan bahasa, antara blog pribadi dan institusi memiliki perbedaan yang cukup kontras. Web atau blog pribadi cenderung menggunakan ragam bahasa santai dan tidak resmi dengan beragam kepentingan berekspresi yang bernuansa menghibur. Hal ini tampak pada blog yang digunakan untuk curhat, mendedahkan pengalaman hidup, atau memublikasikan tema-tema tulisan yang ringan dan santai. Meski demikian, tak sedikit juga web atau blogpribadi yang digunakan untuk menyampaikan informasiopinirefleksi, atau memengaruhi orang lain dengan menggunakan ragam bahasa resmi, tanpa mengabaikan sisi efektivitas berkomunikasi.
Web atau blog institusi, dalam pengamatan awam saya, lebih banyak digunakan untuk membangun pencitraan dan sekaligus dimanfaatkan sebagai corong institusi yang bersangkutan dalam menyampaikan informasi dan memengaruhi publik sesuai dengan kepentingan visi dan misinya. Oleh karena itu, web atau bloginstitusi pada umumnya cenderung menggunakan ragam bahasa baku dan sebisa mungkin menghindarkan ragam bahasa santai untuk menghapuskan kesan ketaksaan atau pengaburan pesan.
Dalam situasi seperti itu, bahasa sesungguhnya memiliki peran yang amat penting sebagai media untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan, baik melalui blogpribadi maupun institusi. Dengan kata lain, web atau blog tak akan pernah bisa lahir dan eksis tanpa dukungan media bahasa. Ini artinya, kedudukan bahasaIndonesia seharusnya makin terhormat dan bermartabat seiring dengan meningkatnya jumlah web atau blog yang terus bermunculan di internet.
“Euforia” Berekspresi
Namun, secara jujur harus diakui, menjamurnya jumlah web atau blog belum bisa menjadi jaminan kalau keberadaan dan kedaulatan bahasa Indonesia sebagaibahasa nasional menjadi lebih terhormat dan bermartabat. Munculnya gejala campur kode yang menggabungkan antara ragam bahasa prokem, dialek, Indon-English, dan berbagai ragam bahasa campur-aduk ke dalam sebuah teks virtual, disadari atau tidak, justru telah menghilangkan esensi bahasa sebagai mediakomunikasi yang seharusnya perlu mempertimbangkan penggunaan simbol-simbol dan kode-kode bahasa secara sistematis. Tidak sedikit bahasa blog yang terjebak ke dalam atmosfer “euforia” berekspresi semata sehingga tidak lagi memperhatikan batasan-batasan sosio-kultural pembacanya. Pengelola blog sibuk bermain-main dengan bahasa yang sesuai dengan selera personalnya, sehingga pesan-pesan yang hendak disampaikan kepada publik yang beragam latar belakang sosio-kulturalnya gagal terwujud secara efektif.
Salahkah kalau seorang pengelola web atau blog menggunakan gejala campur kode ke dalam sebuah postingan hingga terperangkap ke dalam “euforia” berekspresi? Saya pikir, persoalannya bukan salah atau benar, melainkan lebih kepada persoalan efektif atau tidaknya pesan-pesan yang hendak disampaikan itu kepada publik. Ibarat sebuah rumah, web atau blog menjadi hak prerogatif dan urusan pribadi sepenuhnya dari sang pemilik. Mau menggunakan desain dan corakcontent apa pun, tak seorang pun yang bisa mengusiknya. Meski demikian, tak ada salahnya kalau desain blog yang bagus diimbangi dengan penggunaan bahasayang terbebas dari ketaksaan alias pengaburan makna. Dengan cara demikian, pesan-pesan yang hendak disampaikan kepada publik bisa berlangsung lebih efektif dan terbebas dari tafsir ganda.
Dinamika dan perkembangan bahasa, termasuk bahasa Indonesia, akan sangat ditentukan oleh semangat penggunanya dalam berekspresi dan berkomunikasi. Ketika interaksi dan komunikasi tidak lagi terbelenggu oleh sekat-sekat geografis dan perkembangan web atau blog menunjukkan peningkatan signifikan secara kuantitas, keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional sekaligus juga sebagai bahasa resmi akan terus diuji oleh semangat zamannya. Dalam konteks demikian, kearifan para pengelola web atau blog sebagai penjaga gawang dunia virtual dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai piranti utama dalam berekspresi akan ikut menjadi penentu kehormatan dan kedaulatan bahasaIndonesia. ***
Tulisan lain yang berkaitan:
Undang-Undang Kebahasaan yang Terpinggirkan (Saturday, 22 October 2011, 108 views, 15 respon) Oktober telah ditetapkan sebagai Bulan Bahasa. Hal ini mengacu pada pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang  menjadikan Bahasa Indonesia sebagai...
Fenomena Nilai UN Bahasa Indonesia SMP Tahun 2011 (Monday, 13 June 2011, 1,111 views, 49 respon) (Analisis dan Refleksi Pasca-UN 2011-Bagian I) Sungguh, hasil Ujian Nasional (UN) SMP tahun ini membuat kening saya berkerut. Tak hanya bejibunnya...
Haruskah Sumpah Pemuda Kehilangan Kesakralannya? (Wednesday, 27 October 2010, 1,030 views, 69 respon) SOEMPAH PEMOEDA Pertama : - KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA Kedua : - KAMI POETRA DAN...
Bahasa Indonesia di Tengah Perubahan Global (Tuesday, 19 October 2010, 1,033 views, 82 respon) Globalisasi digambarkan sebagai sebuah proses menyatunya berbagai negara-bangsa ke dalam sebuah perkampungan dunia. Hubungan antarnegara-bangsa...
Aktivitas Ngeblog Selama Ramadhan (Saturday, 14 August 2010, 332 views, 74 respon) Ngeblog –untuk menggantikan kata kompleks “mengeblog” dalam Bahasa Indonesia Baku– merupakan aktivitas seorang bloger dalam ranah...
Tulisan berjudul "Ragam Bahasa Media Internet dan “Euforia” Berekspresi" dipublikasikan oleh Sawali Tuhusetya (Monday, 26 October 2009 @ 16:49) pada kategori BahasaBlogBudayaOpiniPragmatikRefleksiWacana dan telah dibaca oleh 1,664 views. Anda bisa mengikuti respon terhadap tulisan ini melalui feed komentar RSS 2.0. Anda juga dapat ikut serta memberikan respon atau memberikantrackback dari web atau blog Anda. Jika tertarik dengan tulisan ini, silakan di-share/bookmark melalui jejaring berikut ini:


About The Author:

Penulis: M.Joko Lukito
Mari budayakan berkomentar baik berupa Kritik, Saran, maupun Pertanyaan untuk menjadikan blog ini lebih baik ke depannya. Copy-Paste artikel M.Joko Lukito Di ijinkan, tapi URL sumbernya disertakan.
Terima Kasih.. Follow me on Twitter Di Sini Add me on Facebook Di Sini.

0 komentar:

mengatakan...

KomentarImage Silahkan Menuliskan Komentar Anda pada opsi Google/Blogger Untuk Anda yang memiliki Akun Google/Blogger.

Silahkan Pilih Account yang sesuai dengan Blog/Website anda Dan Jika Anda Tidak Memiliki Account Apapun Maka Pilihlah Komentator Sebagai Anonymous...Terima Kasih.