Bloggers Community

internet media transfer ilmu

Blog Widget by LinkWithin

Internet, Media Belajar yang Konstruktif atau Destruktif?


Internet bukan lagi barang mewah atau aneh dalam perkembangan era globalisasi seperti sekarang ini.  Hidup dengan internet, ibarat hidup tanpa batas.  Informasi dari belahan dunia manapun yang tak tampak di depan mata bisa menjadi tampak nyata, cepat dan akurat.  Tak heran, banyak orang bergantung pada internet sebagai media yang sangat pas untuk transfer ilmu dan pengetahuan.  Cukup dengan searching di web browser, informasi yang dibutuhkan bisa cepat diperoleh. Tak hanya itu, hiburan melalui dunia maya jugalah yang cukup signifikan menjadi candu bagi para penggemarnya.  Mulai dari games, chatting, email, video conference dan situs jejaring sosial makin marak menjadi topik hangat untuk dibicarakan.  Semua kalangan umur, baik anak-anak maupun orang tua tak pernah ketinggalan untuk berkecimpung menikmati kemudahan berselancar di dunia maya tersebut.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Aplikasi Telematika Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) menyebutkan bahwa pertumbuhan pengguna situs yang berakhiran “.id” meningkat sebesar 53 persen per tahun dalam kurun waktu antara 1998-2006.  Sedangkan menurut internetworldstats.com, pada tahun 2009 lalu, jumlah pengguna internet di Indonesia berada di urutan ke-13 dunia dengan jumlah pengguna mencapai 30 juta orang.  Hal itu membuktikan bahwa pengguna internet di Indonesia cukup banyak dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Pengguna internet yang mengakses lewat warnet (warung internet) bisa mencapai 60%, sedangkan sisanya mengakses internet di rumah, kantor dan lingkungan sekolah.  Penggunaan internet di sekolah masih tergolong rendah karena jaringan internet belum merata terhubung ke seluruh sekolah di Indonesia.  Data dari Depdiknas menunjukkan bahwa hingga Oktober 2009, baru 8,34 persen sekolah yang telah terhubung dengan internet.  Untuk itu, Mendiknas bekerjasama dengan Depkominfo, Kementrian Percepatan Daerah Tertinggal (PDT) dan Depdagri menargetkan Januari 2010 sudah bisa menyediakan fasilitas internet untuk 17.500 sekolah.
Keberadaan internet di sekolah memberikan banyak keuntungan bagi para penggunanya, terutama siswa dan guru.  Pelajaran di kelas yang terkadang hanya fokus pada satu buku pendukung, kini dengan internet mereka bisa memanfaatkan web browser untuk mencari sumber referensi yang lebih banyak lagi.  Hal ini mendorong siswa untuk lebih aktif dalam mencari sumber-sumber pelajaran yang relevan sehingga secara tidak langung mereka diajak berpikir secara kritis dan analitis.  Mudah, akurat dan cepat itulah kelebihan internet dalam hal menyajikan informasi terbaru dari seluruh dunia.  Kelebihan itu tentunya memberikan dampak yang baik pula pada siswa untuk meningkatkan jendela wawasan dan pengetahuan sebanyak-banyaknya.  Tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk melihat dunia luar yang sulit dijangkau, cukup dengan melihat lewat internet hal ini bisa menjadi kenyataan.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa pengaruh negatif yang bisa merusak dari proses pembelajaran berbasis internet ini bisa terjadi.  Plagiarisme, pelanggaran hak cipta dan penyalahgunaan internet merupakan sisi gelap dari internet.  Mudahnya mengakses informasi secara bebas memberi celah yang cukup besar untuk melakukan tindakan plagiat atau pelanggaran hak cipta.  Tindakan plagiat maupun pelanggaran hak cipta memang bukan sesuatu hal yang aneh lagi, tindakan ini sudah sering terjadi terutama bagi orang-orang yang tidak mau berusaha secara kreatif tetapi selalu ingin mendapatkan hasil terbaik.  Plagiarisme melalui internet dilakukan dengan mengkopi tulisan tanpa menyebutkan sumber atau identitas si pemilik tulisan, bahkan ada juga yang menyebarkan tulisan tanpa ijin dari penulis.  Penyalahgunaan internet akhir-akhir ini sering terjadi, seperti modus penipuan atau penculikan melalui situs jejaring sosial yang cukup meresahkan dan memprihatinkan.  Hal-hal tersebut merupakan sisi gelap dari internet yang mampu merusak masyarakat apabila mereka tidak memiliki kesadaran untuk memanfaatkan keberadaaan internet secara baik dan maksimal.
Murahnya pengaksesan internet dan juga mulai digencarkannya jaringan hotspot area di sekolah-sekolah maupun tempat umum, menjadi bukti bahwa ketergantungan akan internet lambat laun semakin meningkat.  Untuk itu diperlukan partisipasi aktif dan kesadaran diri untuk mendukung internet sebagai media pembelajaran yang membangun (konstruktif), bukan yang merusak (destruktif).


About The Author:

Penulis: M.Joko Lukito
Mari budayakan berkomentar baik berupa Kritik, Saran, maupun Pertanyaan untuk menjadikan blog ini lebih baik ke depannya. Copy-Paste artikel M.Joko Lukito Di ijinkan, tapi URL sumbernya disertakan.
Terima Kasih.. Follow me on Twitter Di Sini Add me on Facebook Di Sini.

0 komentar:

mengatakan...

KomentarImage Silahkan Menuliskan Komentar Anda pada opsi Google/Blogger Untuk Anda yang memiliki Akun Google/Blogger.

Silahkan Pilih Account yang sesuai dengan Blog/Website anda Dan Jika Anda Tidak Memiliki Account Apapun Maka Pilihlah Komentator Sebagai Anonymous...Terima Kasih.